Profile Yayasan

Pondok pesantren Lutih, Martapura adalah lembaga pendidikan Islam yang dikelola dibawah manajemen Yayasan Hidayatul Mubtadi’ien, sebuah yayasan yang dirintis oleh KH Ali Hasyim sejak tahun 1995.

 

Lokasi Ponpes Lutih berada di Kampung Lutih, Desa Negeri Pakuan, Kecamatan BP Peliung, Martapura OKU Timur, Sumatera Selatan. 

 

Saat awal merintis, Kampung Lutih masih merupakan kawasan hutan yang rawan tindak kejahatan. Kawasan kampung ini juga masih dipenuhi pohon-pohon kayu besar. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pengikut KH Ali Hasyim harus menebang kayu dan membuat arang bakar yang kemudian mereka jual untuk mendapatkan uang. 

 

Tetapi saat ini, Kampung Lutih sudah berubah menjadi kampung yang makmur, semakin hari jumlah penduduknya juga semakin banyak. Penduduk Kampung juga heterogen, terdiri dari penduduk asli suku Komering, suku Jawa, suku Sunda, Bali, Batak dan lain-lain. Mayoritas dari mereka berkebun karet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Secara umum, prospek Ponpes Lutih sangat bagus karena terletak di wilayah yang strategis dengan masyarakat yang relijius, agraris dan moderat dan memiliki animo yang cukup tinggi untuk menyekolahkan anak-anak mereka di pesantren. 

 

Secara legalitas, Ponpes Lutih sudah memiliki akta pendirian dari notaris dan ijin operasional resmi dari Kementrian Agama. Untuk pengembangan kedepan, Ponpes Lutih telah memiliki lahan tanah wakaf yang memadai seluas kurang lebih 1 ha. 

 

Selama ini Ponpes Lutih, Martapura diasuh oleh Kiai Abdul Hamid, seorang alumni Pondok Pesantren Lirboyo. Ponpes Lutih sempat memiliki santri yang jumlahnya cukup lumayan. Tetapi saat ini, kondisi pesantren sedang stagnan dimana salah satu faktor penyebabnya adalah karena pengelolaannya yang masih tradisional dengan SDM yang seadanya. 

 

Untuk itu, Ponpes Lutih perlu penataan ulang, baik dari sisi manajemen, SDM maupun dari sisi visi dan misi. Untuk merevitalisainya, manajemen Ponpes Lutih membutuhkan ide, gagasan dan strategi baru. 

 

Fasilitas yang sudah tersedia di Ponpes Lutih saat ini adalah sebuah masjid, 3 ruang kamar untuk santri mukim dan gedung bangunan dengan 3 ruang kelas tempat belajar santri. Tetapi kondisi gedung dan ruang kelas tersebut kini sudah rapuh karena usia (dibangun tahun 1996); dindingnya lapuk, kusen dan kayu-kayu penyangga atap sudah tidak kokoh lagi dan perlu segera direnovasi.

 

2. Concept & Approach untuk Revitalisasi

 

Perkembangan zaman dengan segala dampak perubahannya disertai oleh kemajuan teknologi yang semakin canggih menuntut kita untuk terus berinovasi dalam menyiapkan generasi muda agar mereka kedepan mampu menjadi individu dan pemimpin yang memiliki daya adaptasi yang fleksibel, kreatif dan inovatif terhadap perkembangan yang terjadi.

 

Oleh karena itu, santri pondok pesantren tidak cukup hanya dibekali ilmu agama, kemahiran membaca dan memahami kitab kuning atau ketaatan menjalankan ritual agama; santri perlu juga dibimbing untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, keahlian memimpin, ketrampilan berwirausaha dan kepiawaian berinteraksi secara sosial.

 

Untuk menjawab tuntutan dan tantangan tersebut, Ponpes Lutih akan mengadopsi konsep Creative Education dengan pendekatan pembelajaran skill-oriented yang memadukan pendekatan metode pesantren “tradisional” dan pesantren “modern” plus bimbingan “entrepreneurial dan “leadership”.

 

Melalui perpaduan pendekatan tersebut, para santri dididik, dibina dan diarahkan untuk mampu memiliki skill yang mumpuni dengan menguasai 5 pilar:

  • Ilmu Agama
  • Ilmu Pengetahuan Umum dan IT (Information Technology)
  • Leadership
  • Entrepreneurship
  • Ketrampilan Sosial

 

3. Output Ponpes Lutih

 

Dengan pendekatan penguasaan 5 pilar tersebut, diharapkan output Ponpes Lutih adalah SDM yang ahli dalam ilmu agama, memiliki pengetahuan luas, melek teknologi, berjiwa pengusaha, memahami leadership dan berakhlaq baik

 

Ketika nantinya para santri sudah terjun di tengah-tengah masyarakat, menjalani kehidupannya sebagai makhluq sosial, mereka diharapkan dapat mengaplikasikan apa yang mereka sudah serap selama berada di Ponpes Lutih. Mereka memiliki IMAN yang kuat, ILMU yang mumpuni dan AMAL yang jelas.

 

Untuk mewujudkan output dengan kualifikasi tersebut, proses belajar-mengajar di Ponpes Lutih mengadopsi metode IKLA+ (Integrated Kinesthetic Learning Approach Plus); pendekatan ini memadukan proses mengajar atau membimbing yang variatif, sinergis dan komprehensif untuk menanamkan nilai-nilai tradisional sekaligus mengajarkan iptek, modernisasi, kepemimpinan dan kewirausahaan, plus akhlaqul karimah secara simultan.

 

4. Jadwal Kegiatan Santri.

 

Dalam implementasinya, metode IKLA+ dilaksanakan secara inherent dengan seluruh kegiatan para santri, ustadz dan pengelola pesantren baik dengan jadwal yang telah ditentukan ataupun secara alami dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren.  

 

Jadwal kegiatan santri disusun secara coherent antara kegiatan sekolah formal dan kegiatan pesantren. Pada pagi dan siang hari, mereka mengikuti pendidikan di sekolah formal; pada sore dan malam hari, mereka mengikuti pendidikan pondok seperti mengaji kitab kuning, mengaji Alqur’an Hadits, Nahwu-Sharaf, Jurumiyah, Imriti dan lain-lain secara sorogan atau bandongan.

 

Dan di sela-sela waktu kegiatan utama tersebut, para santri wajib mengikuti kegiatan ekstra kurikuler berupa bimbingan ketrampilan di bidang bisnis, komunikasi, sosial, bahasa asing, leadership, public speaking, hobi, IT, olahraga dan yang lainnya.

 

Untuk menunjang hal itu, selain sarana Pondok Pesantren, Yayasan Hidayatul Mubtadi’ien juga akan menyediakan Sekolah Islam Kurikulum Terpadu dan mendirikan beberapa unit usaha serta fasilitas penunjang lainnya. Unit-unit usaha yang akan dibangun ini nantinya sekaligus akan menjadi laboratorium bagi para santri untuk belajar berwirausaha secara professional dengan bimbingan para mentor atau guru.

 

Unit-unit usaha yang akan dikembangkan Ponpes Lutih, diantaranya adalah:

  1.  Kolam Perikanan
  2. Distro Santri
  3. Usaha Snack & Minuman
  4. Tour & Travel (umum, haji, umroh)
  5. Guest House
  6. Laundry
  7. IT & Web Geek

 

Hasil keuntungan dari pengelolaan bisnis tersebut pun digunakan sepenuhnya untuk membiayai operasional Ponpes Lutih. Dengan kata lain, unit usaha Ponpes Lutih adalah bisnis dari pesantren, oleh santri, untuk pesantren.

 

5. VISI dan MISI

 

Agar pengembangan pesantren dapat berlangsung secara berkesinambungan, fokus dan konsisten, Ponpes Lutih berpegang pada visi dan misi, sbb:

 

Visi :

-          Menjadi wadah pembinaan generasi muda Islam yang unggul dan terdepan

 

Misi :

-          Mengembangkan pendidikan pesantren terpadu dengan mengajarkan ilmu agama, ilmu pengetahuan umum, IT, ketrampilan sosial, leadership dan kewirausahaan

-          Menyediakan tempat belajar dengan biaya yang terjangkau bagi masyarakat

-          Membantu mencerdaskan generasi anak bangsa yang cerdas, kreatif, bertaqwa dan berakhlaq karimah

-          Membantu membangun kampung dan masyarakatnya dimana Ponpes Lutih berada

-          Melayani masyarakat dalam hal sosial, agama dan pendidikan

 

6. Values atau Nilai-nilai:

 

Sebagai landasan filosofis untuk pencapaian visi dan misi, Ponpes Lutih mengusung nilai-nilai:

  • Cerdas, yaitu manifestasi penghayatan atas perintah Alqur’an, “iqra”, bahwa kita harus membaca dan menguasai ilmu pengetahuan
  • Kreatif, yaitu implementasi kecerdasan dalam memanfaatkan anugerah dan peluang agar kita mampu berkontribusi secara aktif pada kesejahteraan hidup umat manusia
  • Agamis, yaitu implementasi ketaqwaan kita kepada Allah SWT sebagai nilai utama dalam menjalankan setiap aktifitas kehidupan demi menggapai ridhoNya.

Post a Comment